Vreede, guru besar Bahasa Jawa di Universitas Leiden
Belanda, pada tahun 1892 menyusun naskah Jawa dan Madura. Di dalamnya terdapat
astronomi (pawukon) dan kronologi (sangkalan) yang telah diketahui bangsa
Indonesia sejak dulu kala.
Pawukon atau petungan adalah rumus untuk menentukan usaha
manusia agar usahanya berhasil dengan baik. Pada masyarakat pedesaan, pawukon
ini masih dikenal dengan baik. Pawukon yang berhubungan dengan penanaman padi
dikenal oleh masyarakat petani Indonesia dengan nama pranata mangsa. Pada
dasarnya, pranata mangsa ini berisi mengenai aturan mangsa atau pedoman dalam
menentukan saat bercocok tanam yang tepat. Pengetahuan mengenai pratamangsa
berpatokan pada tahun surya atau tahun matahari, yang dalam setahun ada 365
hari dan 12 mangsa atau musim. Setiap mangsa atau musim diberi watak khusus.
Pembagian musim menjadi 12 mangsa dalam setahun didasarkan
pada pengetahuan petani berdasarkan munculnya bintang-bintang tertentu di
langit. Tanda-tanda rasi bintang di langit digunakan petani untuk menentukan
saat mulai dan berakhirnya masing-masing mangsa tadi. Oleh karena perbedaan
watak, maka harus dicari mangsa yang sesuai dengan jenis tanaman yang akan
ditanami. Adapun kedua belas mangsa yang telah dikenal masyarakat petani Indonesia
adalah:
- Mangsa Kasta (Kartika) yang berlangsung selama 41 hari, dimulai dari tanggal 22 Juni – 1 Agustus (pergeseran matahari ke selatan). Mangsa ini memiliki watak belas kasihan. Pada masa ini daun-daun berguguran sehingga pohon-pohon banyak yang gundul. Udara pada siang hari panas dan pada malam hari dingin. Pada mangsa ini, petani memanfaatkannya untuk menanam palawija di sawah.
- Mangsa Karo (Pusa) yang berlangsung selama 23 hari, mulai tanggal 2 – 24 Agustus. Watak dari mangsa ini adalah ceroboh. Sifatnya dilambangkan dengan bantalarengka. Udara pada siang hari panas, sedangkan pada malam hari dingin. Pepohonan masih dalam keadaan gundul, tanah kering dan tanaman buah-buahan baru berbunga. Pada mangsa ini para petani menanam palawija.
- Mangsa Katelu (Manggasri) yang berlangsung selama 24 hari, mulai tanggal 25 Agustus sampai 17 September. Mangsa ini mempunyai watak kikir dan dilambangkan sebagai suta minuting bapa. Pada waktu itu, udara kerung dan panas silih berganti. Tanaman yang menjalar mulai tumbuh dan bamboo tampak mulai bertunas. Mata air mulai berkurang dan tanaman palawija mulai berubah.
- Mangsa Kapat (Sitra) yang berlangsung selama 25 hari, yaitu antara tanggal 18 September sampai 12 Oktober. Watak mangsa ini tidak ceroboh. Udara kering dan panas silih berganti serta mata air menjadi kering. Buah randu mulai tua. Tanaman yang cocok ditanam adalah palawija.
- Mangsa Kalima (Manggakala) yang berlangsung selama 27 hari, yaitu mulai tanggal 13 Oktober sampai 18 Nopember. Watak mangsa ini adalah juweh atau suka mengomentari (rewel). Sifatnya dilambangkan sebagai pancuran emas suma wuring jagad. Udara mulai basah karena mulai turun hujan. Tanaman umbi-umbian mulai berdaun muda, serta tanaman lempuyang dan kencur berbunga. Pagi hari sering terdengar bunyi burung srigunting dan bancok. Pada waktu ini, petani mulai menanam padi.
- Mangsa Kanem (Naya) yang berlangsung selama 43 hari, dimulai dari tanggal 9 Nopember sampai 21 Desember. Mangsa ini berwatak pandai (lantip atine) dan sifatnya rasa mulia kesucian. Udara basah dan dingin karena terjadi angin yang disertai hujan. Burung kuntul mulai mencari makan di sawah dan kumbang air mulai bertelur. Pohon pun mulai berbuah lebat. Tanaman yang cocok ditanam adalah padi.
- Mangsa Kapitu (Palguna) yang berlangsung 43 hari, yaitu dari tanggal 22 Desember sampai 2 Februari. Watak mangsa ini adalah cengkiling (suka menempeleng) dan sifatnya wisa kentar ing maruta. Udara dingin, banyak hujan dan sumber air mulai besar sehingga sering terjadi banjir. Tanaman padi mulai tumbuh dan telur kumbang air menetas. Mangsa ini merupakan musim buah-buahan sehingga banyak lalat berkeliaran dan banyak orang yang jatuh sakit.
- Mangsa Kawolu (Wisaka) yang berlangsung selama 27 hari, mulai tanggal 3 sampai 29 Februari. Watak mangsa ini adalah mejana (suka meremehkan) dan sifatnya anjrah jeroning kayun. Hujan mulai berkurang dan udara mulai panas. Musim ini juga ditandai oleh banyaknya kucing kawin (ghandik). Pada musim ini, petani mulai panen padi dan jagung.
- Mangsa Kasanga (Jita) yang berlangsung selama 25 hari, yaitu mulai tanggal 1 sampai 25 Maret. Watak mangsa ini adalah barokah (suka bicara yang tidak-tidak), dan sifatnya dilambangkan sebagai wedharing wacana mulya. Hujan mulai berkurang, banyak guntur dan angin. Udara masih basah, bunga tebu berguguran dan kelapa mulai jarang berbuah.
- Mangsa Kasepuluh (Srawana) yang berlangsung selama 24 hari, dimulai dari tanggal 26 Maret sampai 18 April. Wataknya mudah tersinggung dan sifatnya dilambangkan sebagai gedhong minep jeroning kalbu. Hujan berkurang, bahkan tidak lagi turun. Hewan-hewan banyak yang hamil. Pada musim ini. Para petani mulai menanam padi, jagung dan sayur-sayuran.
- Mangsa Desta (Padrawana) yang berlangsung selama 23 hari, yaitu dari tanggal 19 April sampai 11 Mei. Watak mangsa ini adalah calimut (suka mengambil milik orang lain), dan sifatnya dilambangkan sebagai sotya sinarawedi. Tanaman padi mulai menguning dan burung-burung mulai memberi makan anaknya.
- Mangsa Saddhe (Asuji) yang berlangsung 41 hari, dimulai dari tanggal 12 Mei sampai 21 Juni. Watak mangsa ini sedang-sedang aja dan sifatnya dilambangkan sebagai tirta sahsaking sasana. Udara mulai berubah menjadi angin. Pada masa ini, para petani panen palawija.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar