Kepadatan udara tidak sepadat tanah dan air. Namun udara mempunyai berat dan tekanan. Tekanan udara, besar dan kecilnya dapat diukur dengan menggunakan barometer.
Orang pertama yang mengukur tekanan udara adalah Torri Celli (1643), alat yang digunakannya adalah barometer raksa.
Tekanan udara menunjukkan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Tekanan udara semakin rendah apabila semakin tinggi dari permukaan laut. Satuan ukuran tekanan udara adalah milibar (mb). 1 mb = ¾ mm tekanan air raksa atau 1.013 mb = 1 atmosfer
Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya disebut isobar. Bidang isobar ialah bidang yang tiap-tiap titiknya mempunyai tekanan udara sama. Jadi, perbedaan suhu akan menyebabkan perbedaan tekanan udara.
Angin
Angin adalah udara yang bergerak. Tiga hal penting yang menyangkut sifat angin, yaitu kekuatan angin, arah angin, dan kecepatan angin.
1) Kekuatan angin menurut Hukum Stevenson, kekuatan angin berbanding lurus dengan gradien barometric. Gradien barometric ialah angka yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari dua isobar pada tiap jarak 15 meridian (111 km).
Contoh: Kekuatan angin A dan P terletak pada isobar 1000 mb, sedangkan Q pada isobar 990 mb. Jarak AB = 80 km dan jarak PQ = 150 km.
Gradien A – B = 10 : 80/111 x 1 mb
= 10 x 111/80 x 1 mb
= 13,87 mb
Gradien P – Q = 10 : 150/111 x 1 mb
= 10 x 111/150 x 1 mb
= 7,4 mb
Jadi angin yang bertiup dari A ke B lebih kuat daripada angin yang bertiup dari P ke Q
2) Arah angin
Satuan yang digunakan untuk besaran arah angin biasanya adalah derajat.
0 derajat untuk angin arah dari utara
90 derajat untuk angin arah dari timur
180 derajat untuk angin arah dari selatan
270 derajat untuk angin arah dari barat
Angin menunjukkan dari mana datangnya angin dan bukan ke mana angin itu bergerak.
Menurut Hukum Buys Ballot, udara bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi (maksimum) ke daerah bertekanan rendah (minimum), di belahan bumi utara berbelok ke kanan, sedangkan di belahan bumi selatan berbelok ke kiri.
Arah angin dipengaruhi oleh tiga factor:
1. Gradien barometric
2. Rotasi bumi
3. Kekuatan yang menahan/rintangan
Makin besar gradien barometric, makin besar pula kekuatannya. Angin yang besar kekuatannya, makin sulit berbelok arah.
Rotasi bumi, dengan bentuk bumi yang bulat menyebabkan pembelokan arah angin.
Pembelokan angin di ekuator sama dengan 0 (nol). Makin ke arah kutub pembelokannya makin besar. Pembelokan angin mencapai 90 derajat sehingga sejajar dengan garis isobar disebut angin geotropic. Hal ini banyak terjadi di daerah beriklim sedang di atas samudera.
Kekuatan yang menahan dapat membelokan arah angin. Sebagai contoh, pada saat melalui gunung, angin akan berbelok kea rah kiri, ke kanan atau ke atas.
3) Kecepatan angin
Atmosfer ikut berotasi dengan bumi. Molekul-molekul udara mempunyai kecepatan gerak ke arah timur, sesuai dengan arah rotasi bumi. Kecepatan gerak tersebut disebut kecepatan linier. Bentuk bumi yang bulat ini menyebabkan kecepatan linier makin kecil jika makin dekat ke arah kutub.
Alat yang digunakan untuk mengukur angin disebut anemometer.
Hubungan antara lintang tempat dan kecepatan linier
Lintang tempat Kecepatan linier
0 derajat (ekuator) 461 meter/detik
30 derajat 402 meter/detik
60 derajat 232 meter/detik
90 derajat 0 meter/detik
Secara garis besar, keadaan angin di Indonesia dipengaruhi oleh angin musim.
Angin musim (muson/monsun) ialah angin yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun. Pada setengah tahun pertama bertiup angina darat yang kering dan setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah.
Pada bulan Oktober – April, matahari berada pada belahan bumi selatan, sehingga benua Australia lebih banyak memperoleh pemanasan daripada benua Asia. Akibatnya di Australia terdapat pusat tekanan udara rendah (depresi), sedangkan di Asia terdapat pusat tekanan udara tinggi (kompresi). Keadaan ini menyebabkan arus angin dari benua Asia ke benua Australia. Oleh karena angin ini melewati Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, maka banyak membawa uap air, sehingga pada umumnya di Indonesia terjadi musim penghujan. Musim penghujan meliputi hampir seluruh wilayah di Indonesia, hanya persebarannya tidak merata. Makin ke timur curah hujan makin berkurang Karena kandungan uap air makin sedikit.
Pada bulan April – Oktober, matahari berada di belahan bumi utara, sehingga benua Asia lebih panas daripada benua Australia. Akibatnya di Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah sedangkan di Australia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya angin dari Australia menuju Asia. Di Indonesia, terjadi angin musim timur di belahan bumi selatan dan angin musim barat daya di belahan bumi utara. Oleh Karena tidak melewati lautan yang luas maka pada umumnya di Indonesia terjadi musim kemarau, kecuali Pantai Barat Sumatera, Sulawesi Tenggara dan Pantai Selatan Papua.
Di antara kedua musim tersebut ada musim yang disebut musim pancaroba (peralihan), yaitu musim kemareng, peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau dan musim labuh yang merupakan peralihan musim kemarau ke musim penghujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar